Saturday, March 1, 2014

TAUBAT NASHUHA


Pembaca yang berbahagia..

قال الله تعالى فى القران الكريم :
إن الله يحب التوابين ويحب المتطهرين

Dalam surat Al Baqarah ayat 222 Allah berfirman : ” Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertaubat dan menyukai orang – orang yang mensucikan diri.

Sebagai manusia biasa tentu kita tidak luput dari salah dan dosa, bahkan para Nabi-pun pernah berbuat kesalahan. Tetapi, yang menjadi inti permasalahan salah dan khilaf adalah bagaimana cara kita menyikapi itu semua.

Dalam Al Qur’an Surat Az-Zalzalah, Allah berfirman

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.(Az-Zalzalah 7-8).


Jadi seluruh amal perbuatan manusia itu akan dihitung baik yang berupa kebajikan maupun kejelekan walaupun sebesar biji dzahrah. Walaupun yang paling kecil sekalipun.

Ayat diatas merupakan peringatan bagaimana ketatnya timbangan Allah dihari kiamat nanti, atas apa yang kita kerjakan didunia ini, semenjak lahir sampai meninggal dunia tanpa ada yang terlewat. Dari sini kita seharusnya sadar dan selalu berhati – hati dalam hidup ini. Karena hidup ini sejatinya hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT

Kita hidup sebagai manusia dengan tanggung jawab yang sangat berat, hidup ini bagaikan peristirahatan sementara yang mana tujuan akhirnya adalah alam setelah alam dunia. Dimana hanya ada dua kemungkinan bagi kita; hidup mulia di Surga Selamanya ataupun hina dina masuk neraka selamanya. Tinggal kita pilih mana ?
Oleh karena itu, sangat tidak pantas kalau kita gunakan umur kita yang singkat ini untuk bermaksiat, pamer, sombong dan lain sebagainya yang tidak disukai Allah dan bisa merugikan diri kita sendiri.

Dalam surat Hud ayat 90 Allah berfirman :

واستغفروا ربكم ثم توبوا إليه. إن ربي رحيم ودود

Artinya : “Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepadaNya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih”.

Kemudian ditambahkan lagi dalam surat An Nisa’ ayat 17 dikatakan :
إنماالتوبة على الله للذين يعملون السوء بجهالة ثم يتوبون من قريب فأولئك يتوب الله عليهم وكان الله عليما حكيما

“Sesungguhnya taubat disisi Allah hanyalah taubat bagi orang – orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan / kebodohan. Yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. ( An Nisa’ : 17 ).
 

Dua hal penting disini adalah bahwa taubat diberikan bagi orang-orang berbuat dosa karena ketidak-tahuannya atau kebodohannya akan suatu hal. Dan yang kedua adalah bahwa taubat dilakukan dengan segera, bukan nanti, besok atau bahkan kapan-kapan. Tapi segera.

Allah dalam firmannya Surat As-Syuuraa 25 memberikan gambaran, betapa rahmat Allah sangat luas, lebih luas dari pada dosa manusia, lebih luas dari maksiat-maksiat yang dilakukan anak cucu Adam.

Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Oleh karena itu seyogyanya, bagi manusia biasa agar senantiasa bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT, agar tidak terjerumus ke dalam golongan manusia durhaka. Manusia berdosa yang tidak mau memohon ampun kepada Tuhan-Nya.

Bahkan Taubat dari dosa ini, sangat ditekakankan oleh Rasul SAW. Dan Rasul SAW dalam Sabdanya mengatakan
 

Bahwasannya Aku beristigfar dan bertaubat (tidak kurang dari) seratus kali dalam sehari.

Bahkan dalam riwayat lain dikatakan:

Hai sekalian  manusia, bertaubatlah kepada Allah, sungguh Aku bertaubat kepada-Nya (tidak kurang dari) 100 X dalam sehati semalam.

Kalau saja orang yang sudah dijamin masuk surga atau ma’shum seperti Rasul saja masih bertaubat lalu bagaimana dengan kita?. manusia biasa yang penuh dengan noda dan dosa? Tentunya akal akan menjawab, kita harus lebih sering lagi dan lebih banyak lagi bertaubat kepada Allah SWT. Karena kita sadar, iman kita senantiasa berfluktuasi, kadang tambah kadang turun.

Iman itu kadang bertambah, kadang pula berkurang. Bertambah jika kita taat melaksanakan perintah Allah, dan berkurang, jika kita melaksanakan larangannya. (berbuat dosa).

Firman Allah dalam Surat Ali Imran 135-136:

Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah ? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
 

Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.
 

Dari sini jelaslah, bahwa taubat Allah senantiasa terbuka bagi orang yang telah berbuat dosa, kemudian ia menyesali perbuatan tersebut dengan sebenar-benarnya, juga berazam (berkeinginan kuat) untuk tidak lagi mengulangi perbuatan jahat tersebut. Maka janji Allah, mereka itulah yang akan mendapat ampunan di sisi-Nya, juga surga dengan segala kenikmatannya.

Ada satu hal menarik yang jika kita renungkan bersama, kita akan sampai pada satu kesimpulan bahwa Allah adalah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. Jika satu kebajikan diganti dengan sepuluh ganjaran bahkan kadang pula lebih dan jika satu kejahatan ditulis hanya dengan satu kejahatan. Ini tentunya membawa konsekwensi, jika kita banyak berbuat baik maka banyak sekali ganjaran dan pahala yang kita dapatkan. Sebaliknya, jika kita berbuat jahat ataupun dosa, maka hanya akan dibalas dengan kejahatan sejenis (seimbang dengan dosanya).

Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya pahala sepuluh kali lipat, dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya /dirugikan (Al-An’aam 160).
Begitu Penyayangnya Allah terhadap hamba-hambanya, sampai-sampai, jika kita berbuat kebajikan, langsung kita diberi ganjarana sepuluh kali lipat, bahkan lebih. Tapi jika kita berbuat kejahatan atau dosa, tidak langsung dicatat, tetapi ditunggu dulu, diberikan kesempatan untuk bertaubat, memohon ampun kepada-Nya atas dosa yang dilakukannya. Jika bertobat, maka dihapuskan catatan dosanya, dan jika tidak bertobat, barulah ditulis sebagai amalan kejahatan.

Bahkan dalam sebuah Hadits yang berasal dari Ali bin Abi Thalib, Rasul bersabda: 4000 tahun sebelum manusia diciptakan, telah terpampang sebuah tulisan di sekitar ‘Arsy yang bunyinya:

Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shaleh, kemudian tetap tegak kokoh di jalan yang benar (Thoha 82).

Jauh-jauh sebelum penciptaan Makhluk, Allah telah membuka lebar-lebar pintu ampunan-Nya hanya bagi orang-orang yang bertaubat, beriman, beramal shaleh dan orang yang tegak kokoh berdiri di jalan yang benar.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Sekarang, yang terpenting bagi kita, jika hendak bertaubat adalah mengetahui hakekat Taubat Nasuha atau Taubat dengan sebenar-benar Taubat.

Mu’adz bin Jabal ketika bertanya kepada Rasulullah SAW, tentang Taubatan Nasuha, beliau menjawab: menyesali perbuatan dosanya, kemudian niat untuk berhenti dan tidak mengulanginya lagi, serta minta ampun kepada Allah SWT.

Jadi kunci untuk bertaubat adalah penyesalan atas dosa dan kejahatan yang telah dilakukan, kemudian Ber’azam (keinginan kuat) untuk tidak mengulangl lagi kejahatan tersebut, serta memohon ampunan kepada Allah SWT, agar dosa-dosanya diampuni-Nya serta dijauhkan dari kejahatan-kejahatan yang dapat menjauhkannya dari Sang Khaliq
 

Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Taubat kita diterima, sehingga kita nanti kedepannya bagaikan bayi yang baru lahir, suci lagi tidak berdosa lagi.

Dan yang terakhir adalah meski pintu taubat Allah begitu luas, lebih luas dari pada dosa manusia, lebih luas dari Ma’siyat-ma’siat manusia, tapi ada satu kejahatan, yang Allah tidak mau membukakan pintu taubat-Nya. Dosa itu adalah Syirik. Menyekutukan Allah dengan lainnya. Menjadikan Tuhan lain selain Allah. Meminta bantuan kepada selain Allah. Syirik dengan berbagai macam bentuk dan perbuatannya. Meminta bantuan kepada para dukun untuk mengembalikan barang yang hilang misalnya, meminta pertolongan kepada orang pintar, untuk memperlancar rizki dan sebagainya, adalah perbuatan yang bisa menjerumuskan kita ke dalam kesyirikan.

Kita harus yakin seyakin-yakinnya, bahwa rizki kita sudah ada yang mengatur, yakni Allah SWT. Sedikit ataupun banyak adalah sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah. Jangan gara-gara ekonomi seret, kita mendekat kepada selain Allah. Atau mungkin gara-gara kematian yang dianggap tidak wajar, lalu menganggap bahwa kematian itu disebabkan oleh guna-guna, dukun, santet dan sebagainya. Kita harus yakin, bahwa yang mematikan kita itu siapa kalau bukan Allah? Apakah dukun dengan bantuan bala tentaranya bisa mengalahkan kekuatan Allah melalui malaikat Mautnya? Bukannkah dukun juga mati? Dan yang membunuhnya pun juga Allah melalui Malaikat Pencabut Nyawa tentunya.

sumber

-


~~~~~ info ~~~~ iklan ~~~~ makluman ~~~~ 

No comments: